BREAKING NEWS :
Loading...

Friday, October 12, 2018

Penyesalan Ahli Neraka Karena Masalah Ketaatan

Kitab Suci Al-Qur'an adalah bentuk-bentuk penyesalan para penghuni Neraka. Salah satu di antara bentuk penyesalan itu lampiran dengan urusan " ketaatan ". Kelak para penghuni Neraka pada saat tengah sentra penyiksaan yang begitu menyengsarakan berkeluh kesah penuh penyesalan dari mereka yang terjadi saat di dunia tidak mentaati Allah dan RasulNya. Akan mereka buang karena telah menyerahkan kepada para pembesar, pemimpin, Presiden, Imam, Amir, Qiyadah dan atasan mereka yang ternyata telah menyesatkan mereka dari jalan yang lurus. Akhirnya, karena  nasi telah menjadi bubur, mereka hanya bisa mengharapkan agar para mantan pemimpin mereka itu diazab oleh Allah dua kali lipat dari azab yang mereka terima. Bahkan penghuni Neraka akhirnya mengharapkan para mantan pimpinan mereka itu dikutuk dengan kutukan yang sebesar-besarnya. Semoga Allah dari kita dari penyesalan demikian. Na'udzubillahi min dzaalika ..!

يوم تقلب وجوههم في النار يقولون يا ليتنا أطعنا الله وأطعنا الرسولا وقالوا ربنا إنا أطعنا سادتنا وكبراءنا فأضلونا السبيلا ربنا آتهم ضعفين من العذاب والعنهم لعنا كبيرا

”Pada hari mereka mencampur muka mereka dibolak-balikkan di dalam neraka, mereka mengatakan:“ Alangkah sempit, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta'at (pula) kepada Rasul ”. Dan mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sebenarnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar ”.  (QS. Al-Ahzab [33]: 66-68)

pemimpin-penipuGambaran di atas adalah bagian yang sangat mengenaskan. Bagaimana kumpulan manusia yang saat ini di dunia sangat menghormati dan mempercayai para pembesar dan pemimpin mereka, tiba-tiba saja tiba-tiba tiba-tiba saja Allahkan ke dalam derita Neraka mereka baru sadarlah telah ditipu oleh para pemimpin tersebut. Kebalikannya menjadi pembenci dan pengutuk para mantan pembesar dan pemimpin tersebut. Mereka terlambat menyadari jika telah dikelabui dan disesatkan dari jalan yang benar. Orang-orang yang terlambat menyadari bahwa para pemimpin dan pembesar itu tidak pernah benar-benar mengajak dan mengarahkan mereka ke jalan yang mendatangkan keridhaan dan rahmat Allah.

Baca : Doa Saat Muslimin Terkepung Musuh

Itulah mengapa tatkala Allah menyuruh orang-orang beriman mentaati Allah dan RasulNya serta " ulil amri minkum " (para pemimpin di antara orang-orang beriman) saat itu dan Allah menjelaskan kriteria " ulil amri minkum " yang sejati. Yaitu mereka yang ada di dalam kepemimpinannya dalam menghadapi perselisihan pendapat maka Allah (Al-Qur'an) dan RasulNya (As-Sunnah / Al-Hadits) menjadi rujukan mereka dalam perjanjian dan memutuskan segenap perkara.

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلا

“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. ”  (QS. An-Nisaa [4]: ​​59)

Benar, Islam sangat menganjurkan kita semua suka taat kepada pemimpin, namun pemimpin yang seperti apa? Apakah kita bisa mentaati para pembesar dan pemimpin bilamana mereka tidak pernah bisa membuat Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai rujukan untuk menangani berbagai problema yang muncul? Mereka lebih percaya kepada hukum dan aturan bikinan manusia, bikinan para  legislator , mengatur yakin dan mengamalkan ketentuan-ketentuan Allah dan RasulNya. Pantaslah bilamana masyarakat yang digunakan dan mempercayai para pembesar dan pemimpin yang saat ini di dunia kelak akan mendesak sudah masuk Neraka. Bahkan mereka akan berbalik dan memohon kepada Allah agar para  ulil amri gadungan  tersebut diazab dan dikutuk…!

Ini adalah semua yang terjadi dan tidak ada sama sekali untuk memperbaiki keadaan. Allah SWT pada saat mereka semuanya telah divonis menjadi penghuni Neraka, para pengikut dan pemimpin berselisih di hadapan Allah saat di Padang Mahsyar. Para pengikut menuntut pertanggungjawaban dari para pembesar, namun para pembesar itupun mencuci tangan dan tidak mau disalahkan. Para pemimpin saat itu baru mengakui bahwa mereka tidak menerima petunjuk dalam dunia, tidak wajar jika merekapun tidak sanggup memberi petunjuk kepada mereka yang mereka pimpin. Mereka mengatakan bahwa mereka ingin berkeluh kesah atau bersabar sama saja bagi mereka. Hal itu tidak akan mengubah keadaan barang merekapunpun.

وبرزوا لله جميعا فقال الضعفاء للذين استكبروا إنا كنا لكم تبعا فهل أنتم مغنون عنا من عذاب الله من شيء قالوا لو هدانا الله لهديناكم سواء علينا أجزعنا أم صبرنا ما لنا من محيص

"Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke Allah, kemudian berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong:" Sesungguhnya kita dahulu adalah Pengikut-Pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kita dari azab Allah (masih) sedikit saja? Mereka menjawab: “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengkonsumsi ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak memiliki tempat untuk berburu diri ”.  (QS. Ibrahim [14]: 21)

Allah menyebut bahwa kumpulan  pengikut taqlid  dan  pemimpin sesat  ini adalah kumpulan orang-orang zalim. Para pemimpin sesat akan berlepas diri dari para Pengikut taqlidnya. Jika para pengikut taqlid akan menyesal dan berandai-andai mereka dapat dihidupkan di dunia, mereka akan berlepas diri, tidak mau setia dan taat kepada para pemimpin sesat tersebut. Tapi semuanya sudah terlambat.

ولو يرى الذين ظلموا إذ يرون العذاب أن القوة لله جميعا وأن الله شديد العذاب إذ تبرأ الذين اتبعوا من الذين اتبعوا ورأوا العذاب وتقطعت بهم الأسباب وقال الذين اتبعوا لو أن لنا كرة فنتبرأ منهم كما تبرءوا منا كذلك يريهم الله أعمالهم حسرات عليهم وما هم بخارجين من النار

“Dan jika seandainya orang-orang yang melakukan zalim itu, mereka akan melihat mereka melihat (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah segalanya dan bahwa Allah sangat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu) kompilasi orang-orang yang dilewati itu dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (kompilasi) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang melawan: “Seandainya kita dapat kembali, kita akan berlepas diri dari mereka, mereka dapat berlompatan dari kami.” Demikianlah Allah menciptakan mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. ”  (QS. Al-Baqarah [2]: 165-167)


Sumber : eramuslim.com

0 komentar:

Post a Comment